(Laporan
Kunjungan)
Oleh
Nama : Risa septiana
NIS : 7788
Kelas : XI IPA 1
Program : Ilmu Pengetahuan Alam
PEMERINTAH
KABUPATEN PRINGSEWU
DINAS
PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
SMA
NEGERI 2 PRINGSEWU
2013
(Laporan
Kunjungan)
Diajukan sebagai
laporan hasil kegiatan studi wisata
Tahun pelajaran 2012/2013
Oleh
Nama : Risa septiana
NIS : 7788
Kelas : XI IPA 1
Program : Ilmu Pengetahuan Alam
PEMERINTAH
KABUPATEN PRINGSEWU
DINAS
PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
SMA
NEGERI 2 PRINGSEWU
2013
Judul Karya Tulis :
PERANAN CANDI BOROBUDUR SEBAGAI OBYEK
WISATA
Nama Siswa : Risa Septiana
Nomor Induk Siswa : 7788
Kelas
: XI IPA 1
Program
: Ilmu
Pengetahuan Alam
Menyetujui
Guru pembimbing,
Dra. Sitti Mudjiatun
NIP 19541020 198003 2 001
Karya tulis ini telah di uji dan
disahkan pada :
Hari :
Senin
Tanggal : 26 Agustus 2013
Tempat :
SMA Negeri 2 Pringsewu
Mengetahui,
Kepala SMA
Negeri 2 Pringsewu
Drs.
Jumiran, S.Pd.
NIP
19661220 199001 1 002
Guru
Penguji
Dra.
Nuridawati
NIP
19580101 198603 2 003
Karya tulis yang berjudul “PERANAN
CANDI BOROBUDUR SEBAGAI OBYEK WISATA” penulis persembahkan kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan do’a
dan dukungan baik materi dan moral.
2. Kakakku yang telah memberiku
semangat dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3. Kekasih yang telah membantu dalam
penyusunan karya tulis ini.
Jangan menyia-nyiakan hidup
untuk merencanakan sesuatu.
Lebih baik sedikit
rencana,tapi bertindak lebih banyak.
(William Ellery Channing)
Penulis senantiasa mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah
SWT, karena hidayah-Nya Laporan hasil kegiatan studi wisata ini dapat
diselesaikan oleh penyusun.
Laporan hasil kegiatan studi wisata yang
berjudul “PERANAN CANDI BOROBUDUR SEBAGAI OBYEK WISATA” ini diajukan sebagai
laporan hasil kegiatan studi wisata tahun pelajaran 2012/2013.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan hasil
kegiatan studi wisata ini, terutama kepada :
1.
Bapak Drs. Jumiran, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Pingsewu;
2.
ibu Dra. Sitti Mudjiatun, selaku Guru Pembimbing dan Wali
Kelas
XI IPA 1;
3.
semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan hasil
kegiatan
studi wisata ini.
Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan ini.
Akhirnya saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Pringsewu,
26 Juli 2013
Penulis
Bangsa Indonesia dengan
berbagai suku bangsanya memiliki banyak peninggalan nenek moyang yang mempunyai
nilai sangat tinggi yang patut kita banggakan dan tentu saja sangat dihargai
serta memberikan warna serta corak tersendiri bagi bangsa yang berupa adat istiadat,
pakaian, tarian, bangunan dan lain sebagainya.
Banyaknya
bangunan-bangunan bersejarah peninggalan leluhur merupakan aset yang tinggi
karena dapat menarik wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara. Salah satunya adalah Candi Borobudur yang terdapat di Kecamatan
Borobudur Kabupaten Magelang Propinsi Jawa tengah. Candi Borobudur merupakan
salah satu karya terbesar bangsa Indonesia. Dapat kita bayangkan betapa
sulitnya membuat candi dengan batu-batu yang besar sehingga dapat tersusun
dengan serasi dan kuat walaupun tanpa bahan perekat sekalipun. Tapi Candi
Borobudur dapat berdiri dengan megah dan sangat indah sehingga Candi Borobudur
termasuk salah satu dari 7 keajaiban dunia, yang menjadi
pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi kepariwisataan,arkeologi dan
pengetahuan.
Namun Candi Borobudur
terlihat kurang terawat , banyak pengunjung yang mencoret-coret
dinding candi, banyak yang merusak ornamen-ornamen candi, yang dirusak
tangan-tangan jahil, bahkan beberapa
wisatawan ada yang naik kedinding candi, yang lebih parahnya lagi ada
sebagian wisatawan yang berani buang air kecil disekitar candi. Padahal obyek wisata ini juga membantu dalam
pemasukan uang Negara(Devisa Negara).
Oleh karena itu
saya tertarik membuat karya ilmiah
dengan judul “PERANAN CANDI BOROBUDUR SEBAGAI OBYEK WISATA” ini dimaksudkan
untuk membantu para pembaca yang ingin mengetahui peninggalan kebudayaan ini,
karena ini merupakan salah satu asset berharga bangsa Indonesia.
1.
Bagaimana Peranan Candi Borobudur dalam
memajukan Budaya di Indonesia?
2.
Adakah
pengaruh wisatawan terhadap kelestarian Candi Borobudur ?
3.
Apa
saja upaya-upaya yang diambil oleh pihak-pihak terkait untuk menjaga
kelestarian Candi Borobudur?
4.
Departemen
manakah yang bertanggung jawab dalam usaha melestarikan Candi Borobudur?
Metode
penelitian berfungsi sebagai pemantau bagi peneliti untuk melakukan penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini penulis
menggunakan metode, diantaranya :
a. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau pengajuan di lapangan atau peninjauan. Jenis observasi
yang digunakan adalah observasi partisipasi yaitu observasi yang melibatkan
penelitian observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan.
b. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan informasi yang
dilakukan berupa tanya jawab dengan pihak terkait.
c. Studi
Literatur atau dokumen
Studi Literatur yaitu teknik pengumpulan
data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Melainkan
mengambil dari sumber-sumber buku ataupun dari sumber internet.
Adapun tujuan yang
ingin dicapai penulis dalam penelitian ini, yaitu :
1.
Ingin
menambah wawasan pelajar di Indonesia khususnya bagi pelajar SMA N 2 Pringsewu.
2.
Ingin
mengetahui peranan Candi Borobudur dalam memajukan budaya di Indonesia
3.
Ingin
mengetahui pengaruh wisatawan terhadap kelestarian Candi Borobudur.
4.
Ingin
mengetahui upaya-upaya yang diambil oleh pihak terkait untuk menjaga
kelestarian Candi Borobudur.
5.
Ingin
mengetahui Departemen mana yang bertanggung jawab dalam usaha pelestarian Candi
Borobudur
2.1 Candi Borobudur dalam tinjauan sejarah
Sesuai dengan kerangka
sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di Jawa Tengah pada
khususnya, periode antara abad ke VIII –
abad ke IX yang ditemukannya tulisan-tulisan singkat yang dipahat, dikenal
sebagai abad emas. Wangsa Syailendra kejayaan ini ditandai dengan dibangunnya
sejumlah candi-candi yang menggambarkan adanya semangat membangun yang luar
biasa. Candi yang berada di lereng gunung kebanyakan berciri khas bangunan
Hindu sedangkan yang berada di dataran rendah berciri khas bangunan Budha,
tetapi ada juga yang berciri khas Hindu.
2.2 Nama dan arti Candi Borobudur
Nama Borobudur berasal
dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata Sangsekerta berarti “
Vihara” yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga asrama ( Menurut
Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa Bali “ Bedudur” yang
artinya di Atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau bahasa ( Komplek Candi
) yang terletak di atas bukit.
2.3 Lokasi Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di
Magelang, Jawa Tengah, Sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut dari
Yogyakarta, 100 km disebelah barat daya Semarang, dan berbatasan:
• di antara dua gunung berapi kembar, Sundoro - Sumbing dan Merbabu Merapi.
• di antara dua sungai, yang Progo dan Elo.
• di antara dua gunung berapi kembar, Sundoro - Sumbing dan Merbabu Merapi.
• di antara dua sungai, yang Progo dan Elo.
2.4 Pendiri dan waktu didirikan Candi Borobudur
Hingga saat ini belum ditemukan
sumber-sumber tertulis yang menyatakan kapan dan lamanya pembuatan Candi
Borobudur. Namun berdasarkan tulisan-tulisan singkat yang dipahatkan diatas
figura-figura, relief kaki asli Candi Borobudur yang menunjukan huruf sejenis
dengan yang ada pada prasasti dari akhir abad ke VIII – abad ke IX maka dapat
disimpulkan Candi Borobudur didirikan pada tahun 800 M.
Dari data tersebut
Candi ini bisa dibilang sudah tua. Namun bangsa Indonesia akan tetap
mempertahankan keasliannya dan tidak akan membiarkan Candi Borobudur dimakan
usia sehingga tetap mampu menarik para pelancong.
2.5 Arti atau makna Candi Borobudur
Secara filosofis arti atau makna Candi Borobudur
adalah merupakan lambang dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran
Budha, alam semesta dibagi menjadi 3 unsur atau dhatu dalam bahasa sanksekerta
:
Ketiga susunan itu meliputi :
1.
Unsur
nafsu,hasrat,atau Kamandhatu
2.
Unsur
wujud,rupa,atau Rupandhatu
3.
Unsur tak
berwujud,tanpa rupa,tak berbentuk atau Arupandhatu
2.6 Fungsi Candi Borobudur
Fungsi candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada
umumnya,yaitu :
1.
Tempat menyimpan
relik atau disebut Dhatugarba
Relik tersebut
antara lain benda suci,pakaian,tulang atau abu dari budha,arwah para biksu yang
tersohor atau terkemuka.
2.
Tempat sembahyang
atau beribadat bagi umat Budha.
3.
Merupakan lambang
suci bagi umat budha, cermin nilai-nilai tertinggi agama budha dan mengundang
rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya.
4.
Tanda peringatan
dan penghormatan sang budha.
3.1 Peranan Candi Borobudur dalam memajukan budaya di Indonesia
Adapun peranan candi Borobudur dalam
memajukan budaya di Indonesia, diantaranya :
1.
Arsitektur candi Borobudur banyak dijadikan acuan oleh para
seniman untuk membuat karya seninya.
2.
Keunikan bangunan candi Borobudur telah menjadikan sumber
ide dalam pembangunan di Indonesia sehingga tercipta bangunan-bangunan yang
mempunyai nilai seni yang sangat tinggi.
3.
Mempersatukan suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain,
sehingga menciptakan kebudayaan yang baru yang mengakibatkan bertambahnya
budaya-budaya yang ada di Indonesia.
4.
Candi Borobudur berperan memperkaya kebudayaan Indonesia di
dunia diantaranya Candi Borobudur termasuk salah satu tujuh keajaiban yang ada
di dunia.
5.
Candi Borobudur berperan mempersatukan umat Budha yang ada
di dunia dengan menjadi pusat perayaan hari keagamaan umat Budha di Candi
Borobudur.
6.
Kemegahan, keagungan, keindahan dan keunikan arsitektur Candi
Borobudur yang dibalut dengan nilai-nilai penting dari sisi agama, budaya dan
sejarah telah memajukan khasanah budaya di Indonesia.
7.
Candi Borobudur mempererat hubungan diantara berbagai
pemeluk agama yang ada di Indonesia.
3.2 Pengaruh wisatawan terhadap kelestarian Candi Borobudur
Keindahan dan kemegahan Candi
Borobudur menjadikan salah satu aset negara yang memiliki daya tarik yang khas
dan menawan maka tidak mengherankan jika tiap harinya candi ini dapat menarik
sekitar 1500 – 3000 pengunjung, bahkan pada hari libur Candi Borobudur
dibanjiri pengunjung sekitar 7000 - 10.000 orang, baik ini pengunjung domestik
maupun pengunjung asing. Selain tertarik oleh keindahan candi Borobudur, hal
ini juga dikarenakan oleh harga tiketnya yang terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat.
Dari sekian pengunjung yang datang,
tentu pemasukan dari penjualan tiket tersebut sangat banyak. Namun setelah kami
mengadakan observasi dan wawancara langsung kepada petugas candi ternyata hanya
5% saja yang digunakan untuk biaya pemeliharaan candi, dan 95% nya digunakan
untuk menggaji sekitar 150 pegawai yang terdiri dari 100 pegawai taman wisata
yang berstatus swasta 250 orang lagi adalah pegawai Dinas Purbakala yang
berstatus Pegawai Negeri.
3.3 Upaya-upaya yang diambil oleh pihak terkait untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur
a. Pemugaran
Pertama ( Van Erp tahun 1907-1911)
Karena keadaan candi Borobudur yang
memburuk maka pada tahun 1907 dimulailah
pemugaran besar-besaran yang pertama kali dan dipimpin oleh Van Erp. Pekerjaan
ini berlangsung selama empat tahun sampai tahun 1911 dengan biaya sekitar
100.000 Gulden dan sepersepuluhnya digunakan untuk pemotretan.
Kegiatan Van Erp ini antara lain
memperbaiki system drainase, saluran-saluran pada bukit diperbaiki dan
pembuatan canggal untuk mengarahkan aliran air hujan. Pada tingkat Rupadhatu, lantai yang melesak diratakan
sehingga air hujan mengalir melalui dwarajala. Batu-batu yang runtuh
dikembalikan dan beberapa bagian yang miring dan membahayaakn diberi penguat.
Pada tingkat Rupadhatu, 72 buah stupa
dibongkar dan disusun kembali setelah dasarnya diratakan, demikian juga stupa
induknya.
b. Pemugaran
Kedua (Tahun 1973-1983)
Usaha penyelamatan berikutnya dilakukan
oleh pemerintah Repuplik Indonesia dengan menyediakan dana cukup besar pada
tahun 1963. Namun usaha ini sempat terhenti dengan adanya pemberontakan
G30S/PKI.
Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia
membentuk Panitia Nasional untuk membantu melaksanakan pemugaran candi
Borobudur. Pada tahun itu juga UNESCO akan membantu pemugaran.
Pada tahun 1969 Presiden membubarkan
panitia Nasional dan membebankan tugasnya kepada Menteri Perhubungan, bahwa
rencana pemugaran candi Borobudur menjadi proyek dalam Repelita.
Pada tahun 1970 atas prakarsa UNESCO
diadakan diskusi panel di Yogyakarta untuk membahas rencana pemugaran. Kesepakatan
yang diperoleh adalah membongkar dan kemudian memasang kembali batu-batu bagian
Rupadhatu.
Kemudian pada tanggal 10 Agustus
Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran candi Borobudur. Persiapan
pemugaran memakan waktu selama 2 tahun dan kegiatan pemugaran dimulai tahun
1975.
Dengan menggerakan lebih dari 600
pekerja serta batu sebanyak 1 juta buah. Bangunan candi yang dipugar adalah
bagian Rupadhatu yaitu empat tingkat
dari bawah berbentuk bujur sangkar.
Kegiatan ini memakan waktu 10 tahun. Dan
pada tanggal 23 Februari 1983 pemugaran candi Borobudur dinyatakan selesai
dengan diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan ditandai penandatangan prasasti.
c. Pembentukan
Taman Wisata
Setelah pemugaran candi Borobudur
selesai, baru ada gagasan untuk lebih mengembangkan Candi Borobudur dan daerah
sekitarnya sehingga dapat mendukung keberadaan Candi Borobudur sebagai tujuan
wisata utama, karena dalam setiap liburan, terjadi ledakan pengunjung jika
tidak diwaspadai akan membawa pengaruh besar bagi pelestarian maupun kenyamanan
pengunjung.
Pembersihan pada Candi Borobudur dilakukan tiga
bulan sekali yang dilakukan oleh Dinas Purbakala dengan membagi-bagi tiga
kelompok, kelompok yang membersihkan patung, kelompok yang membersihkan relief,
dan kelompok yang membersihkan lingkungan sekitarnya.
3.4 Departemen yang bertanggung jawab dalam usaha pelestarian Candi Borobudur
Untuk
menjaga dan melestarikan candi Borobudur, pemerintah membentuk PT. Taman Wisata
Candi Borobudur dan prambanan sebagai salah satu BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) di bawah naungan Departemen Pariwisata,Pos dan Telekomunikasi.
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Candi Borobudur berperan memperkaya kebudayaan Indonesia di
dunia diantaranya Candi Borobudur termasuk salah satu tujuh keajaiban yang ada
di dunia. Serta Candi Borobudur berperan mempersatukan umat Budha yang ada di
dunia dengan menjadi pusat perayaan hari keagamaan umat Budha di Candi
Borobudur.
2.
Bahwa
para wisatawan yang datang ke Candi Borobudur memiliki pengaruh yang besar
terhadap kelestarian Candi Borobudur.
Pengaruh wisatawan tersebut diklasifikasikan menjadi 2
macam yaitu:
1.
Pengaruh
Positif
Semakin banyak
pengunjung yang hadir maka pemasukan untuk pemeliharaan candi juga besar selain
yang 5% nya untuk pemeliharaan, pemasukan tersebut 95% digunakan pula untuk
menggaji para pegawai, yang menggaji para pegawai yang menjaga kelestarian
Candi Borobudur. Setelah mengunjungi Candi Borobudur banyak wisatawan yang
ingin ikut berpartisipasi untuk melestarikan Candi Borobudur dengan memberi
bantuan berupa finansial.
2.
Pengaruh
Negatif
Pengaruh negatif yang biasa
ditunjukan para pengunjung yaitu banyak pengunjung yang mencoret-coret dinding
candi, banyak yang merusak ornamen-ornamen candi. Yang dirusak tangan-tangan
jahil, banyak wisatawan yamg naik kedinding candi, yang lebih parahnya lagi ada
sebagian wisatawan yang berani buang air kecil disekitar candi.
3.
Setelah
kami meneliti bahwa dinas yang menjaga kelestarian Candi Borobudur adalah dari
Dinas Purbakala dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
4.2 Saran
Setelah menyimpulkan
hasil pembahasan penulis akan mengemukakan saran sebagai berikut :
1.
Kita
sebagai manusia harus menjaga dan melestarikan berbagai bangunan bersejarah
yang salah satunya adalah Candi Borobudur yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia.
2.
Adanya
tindakan tegas dari pemerintah kepada orang-orang yang berpengaruh buruk
terhadap kelestarian Candi Borobudur.
Soedirman.1980.Borobudur Salah Satu
Keajaiban Dunia.Yogyakarta.Pustaka Jaya
Soekmono.1981.Candi Borobudur:Yoygakarta:Pustaka Jaya
Yasir Marjuki & Toeti Heraty.1989.Borobudur:Yogyakarta:Djambatan
Badrika wayan.2000.Sejarah Peninggalan
Indonesia.Jakarta:Erlangga
Gambar 1.1
Bangunan
arsitektur candi Borobudur
Gambar 1.2
Salah
satu patung budha di Candi Borobudur
Gambar 1.3 Relief bersejarah di Candi Borobudur
Gambar 1.4
Ornamen
stupa Candi Borobudur