Ambisi
(Karya
: Risa septiana )
Tersirat
dalam benakku
Impian
yang tak pasti
Perasaan
yang kian menggebu
Dan niat menggelora penuh api
Harapan
yang selalu ku genggam
Khayalan
yang terlalu manis untukku
Tak
tahu dan tak tentu
Hatiku
bertanya-tanya
Akankah
semua ini,
Mungkin
bagiku?
Bagiku
yang bukan siapa-siapa
Tangis alam
(Karya:
mubtadimah)
Jika
aku berucap
Tersirat
kata
Jangan…
Tidak
Tangan-tangan
kekar itu
Roda-roda
baja
Cakar-cakar
maut
Luluhkan
kami,ratakan kami
Bertanya
pada zaman
Rumput
yang bergoyang
Akar-akar
ilalang
Salahkah
kami
Memendam
luka ini
Handphone
(Karya
: nanda lusia)
Handphone…
Benda
kecil yang sangat berarti
Benda
yang dibawa kesana kemari
Benda
yang selalu dicari-cari
Tak
punya handphone berarti tak punya jati diri
Tak
punya handphone berarti tak menjadi manusia masa kini
Tak
punya handphone tak banyak teman yang menghampiri
Karena
handphone adalah kebutuhan manusia saat ini
dan
sampai masa depan nanti
Menanti
(karya
: Ika widyanti)
Setelah
kau pergi
Aku
tak pernah berhenti memikirkanmu
Dulu...
Aku
tak bermaksud menyakiti
Tak
bermaksud untuk tidak menghiraukanmu
Tak
bermaksud melukai hati
Tapi…
Sekarang
aku menyadari
Bahwa
kau sangat berarti
Dan
aku,
Akan
selalu tetap menanti
IBU
(Karya : Arba mulya N.)
IBU…
Hari-hariku selalu
teringat dirimu
IBU…
Kasih sayangmu,
cinta kasihmu sangat
besar untukku
kini hari-hariku kian
sepi tanpamu
bagaikan pungguk
merindukan rembulan
IBU…
Dimanakah dirimu
Inginku memelukmu
Melihat senyummu
OH…IBU
Setiap
langkah-langkahku
Kuingin kau bersamaku
Hanya untaian doa’a
Ku persembahkan untukmu
Engkau
(Karya: Eka nurwahyuni)
Oh engkau
kau hadirkan suasana riang
dihatiku
Hadirkan ketenangan jiwa di hidupku
Siapakah engkau gerangan?
Ku tak pernah melihatmu
Ku tak pernah mendengar suaramu
Tapi ku merasa kau selalu dekat
denganku
Dimanakah dirimu…
Dapatkah ku bertemu denganmu…
Bertemu dengan pujaan hati
Pujaan hati yang tak pernah bisa ku temui